Sejarah Ulos Dan Kegunaannya
Ulos Batak”, dikenal sebagai Jati diri orang Batak sesuai Budaya dan Adatnya.
Jenis Ulos Batak dan Fungsinya.
Orang Batak sudah dikenal sebagai “Bangso”, kenapa..?
Dahulu sudah memiliki Kerajaan sendiri, Mardebata Mulajadi Nabolon
(“pencipta yang maha besar”), memiliki Surat Aksara Batak, dan sudah
pernah memiliki Uang tukar yakni Ringgit Batak (“Ringgit Sitio Suara”),
uning-uningan namarragam (“musik”), memiliki Budaya Adat, dan mempunyai
Hukum.
Namun sekarang ini sudah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia,
bahkan orang Batak Toba sudah banyak yang tidak mengetahui bahasa
daerahnya sendiri, melihat perkembangan teknologi sekarang ini, tor-tor
Batak sudah banyak yang tidak mengetahuinya, bahkan dewasa ini Ulos
Batak tidak dikenal jenis-jenis dan Fungsinya.
2 Musa 19 ayat 10:
Dung i didok Jahowa ma tusi Musa laho maho tumopot bangso i jala urasi
nasida sadarion dohot marsogot asa ditatap nasida Ulos na.
Dengan dasar ini Bersama Toba dot Com, mensosialisasikan Jenis dan Fungsi Ulos Batak:
I.Ulos Antak-Antak, dipakai selendang orang tua melayat orang meninggal,
dan dipakai sebagai kain dililit/ hohop hohop waktu acara manortor.
II.Ulos Bintang Maratur, Ulos ini merupakan Ulos yang paling banyak
kegunaannya didalam acara-acara yakni: Diberikan kepada anak yang
memasuki rumah baru oleh orang tua, kalau diadat Toba Ulos ini diberikan
waktu selamatan Hamil 7 Bulan oleh orang tua, tetapi lain halnya kalau
di Tarutung Ulos ini yang diberikan waktu acara suka cita (“gembira”),
Ulos ini juga diberikan kepada Pahompu yang baru lahir, parompa walaupun
kebanyakan kasih mangiring apalagi yang maksudnya agar anak yang baru
lahir diiringi anak selanjutnya, kemudian ulos ini dipakai untuk pahompu
yang dibabtis dan juga dipakai untuk sebagai selendang.
III.Ulos Bolean, Ulos ini dipakai sebagai selendang pada acara-acara kedukaan.
IV.Ulos Mangiring, Ulos ini dipakai selendang, Tali-tali, juga Ulos
ini diberikan kepada anak cucu yang baru lahir terutama anak pertama
yang dimaksud sebagai Simbol keinginan agar sianak diiringi anak yang
seterusnya, bahkan Ulos ini dapat dipakai sebagai Parompa.
V.Ulos Padang Ursa, dipakai sebagai Tali-tali dan Selendang.
VI..Ulos Pinan Lobu-Lobu, dipakai sebagai Selendang.
VII. Ulos Pinuncaan, Ulos ini sebenarnya terdiri dari lima bagian
yang ditenun secara terpisah yang kemudian disatukan dengan rapi hingga
menjadi bentuk satu Ulos yang kegunaannya antara lain:
Ulos ini dapat dipakai berbagai keperluan acara-acara duka cita atau
suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ disandang oleh Raja-Raja
Adat maupun oleh Rakyat Biasa selama memenuhi pedoman misalnya, pada
pesta perkawinan atau upacara adat suhut sihabolonon/ Hasuhutonlah
(“tuan rumah”) yang memakai ulos ini, kemudian pada waktu pesta besar
dalam acara marpaniaran, ulos ini juga dipakai/ dililit sebagai kain/
hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton, dan Ulos ini sebagai Ulos Passamot
pada acara Perkawinan.
VIII,Ulos Ragi Hotang, Ulos ini biasa diberi kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai Ulos Hela.
IX.Ragi Huting, Ulos ini sekarang sudah Jarang dipakai, konon jaman
orang tua dulu sebelum merdeka, anak-anak perempuan pakai Ulos Ragi
Huting ini sebagai pakaian sehari-hari dililit didada (Hoba-hoba), dan
kemudian dipakai orang tua sebagai selendang apabila bepergian.
X.Ulos Sibolang Rasta Pamontari, Ulos ini kalau jaman dulu dipakai
untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada jaman sekarang ini
sibolang bisa dikatakan symbol duka cita, dipakai juga sebagai Ulos
Saput (yang meninggal orang dewasa yang belum punya cucu), dan dipakai
sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang belum punya cucu), dan kemudian
pada peristiwa duka cita Ulos ini paling banyak dipergunakan oleh
keluarga dekat.
XI.Ulos Sibunga Umbasang dan Ulos Simpar, dipakai sebagai Selendang.
XII.Ulos Sitolu Tuho, Ulos ini dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita,
XIII.Ulos Suri-suri Ganjang, dipakai sebagai Hande-hande pada waktu
margondang, dan dipergunakan sebagai oleh pihak Hula-hula untuk manggabe
i borunya karena itu disebut juga Ulos gabe-gabe.
XIV.Ulos Ragi Harangan, pemakaiannya sama dengan Ragi Pakko.
XV. Ulos Simarinjam sisi, dipakai sebagai kain, dan juga dilengkapi
dengan Ulos Pinuncaan disandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai
Panjoloani yang memakai ini satu orang paling depan.
XVI. Ulos Ragi Pakko, dipakai sebagai selimut pada jaman dahulu dan
pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk selimut
yang dipergunakan sehari-hari, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua
meninggal akan disaput pakai Ragi ditambah Ulos lainnya yang disebit
Ragi Pakko lantaran memang warnanya hitam seperti Pakko.
XVII.Ulos Tumtuman, dipakai sebagai tali-tali yang bermotif dan dipakai anak yang pertama dari hasuhutan.
XVIII Ulos Tutur-Tutur, dipakai sebagai tali-tali dan sebagai
Hande-hande yang sering diberikan oleh orang tua sebagai Parompa kepada
cucunya.
Maka dari jenis dan fungsi Ulos ini, disebut pengenalan jati diri orang
batak sesuai Budaya dan Adatnya, dan orang Batak dikenal dari Ulos yang
disandangnya, sian Tortornya bahkan dari Tungkot na.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar